1. Bukanlah masalah bagi orang Papua tentang Koteka dan Sali,
namun sebaliknya, seakan masalah buatku
Mengenakan pakaian adat Koteka dan Sali- Via: Facebook.com/DidimusMabel
Yang dari kota besar bilang di Papua masih pake koteka yea? Lalu dari
Papua, “Apakah di kotamu dulu tidak punya budaya, hayo”… ? Garuk-garuk kepala….
Mungkin budaku dibawa oleh waktu hehe… Manusia tanpa pakaian atau penutup badan
di zaman sekarang yang pastinya semua pada gila bro, masih saja ada yang
berpandagan konyol dizaman modern sekarang ini. Yeaa, seperti beginilah
Pertanyaan-pertanyaan yang sering didengar oleh orang Papua, bahwa “apakah
orang Papua masih pakai Koteka dan Sally, dan tidak kedinginan”? Hmm… hanya
perlu diketahui bersama bahwa memang orang Papua itu masih menggunakan pakaian
adat Koteka dan Sally, namun hanya 5% bro. karena orang-orang tertua saja yang
masih pakai. Alasanya, ya tidak begitu mudah untuk menerima modernisasi, tidak
mau melepaskan begitu saja dan tidak mau kehilangan kebudayaan. Itulah yang
sering dipikirkan orang-orang tertua di Papua. Dan 95% orang Papua tidak
seperti yang dipikirkan non Papua. Begitupula soal kedinginan, ia emang dingin,
bagi yang belum terbiasa, tetapi bagi yang sudah terbiasa ya biasa sajakan?
2. Tetangga tanya, Mas kamu Umurnya pasti 30an yaa,,?
tidak bu masih 23 Tahun.

Foto Facebook Ayob Tabuni
Mungkin
seperti kebanyakan Artikel-artikel tentang kesukaan Wanita pada Lelaki,
katanlah Pria memiliki kumis dan jenggot itu Lelaki bangat bagi kaum hawa, itu
mungkin alasan tetangga tertarik kali hehe… rumput tetangga lebih hijau om,
macam begitu. Begitu pula sering ditanyakan kepada anak Papua ketika bertemu,
pertanyaan dan sapaan yang sering didengar anak Papua adalah seperti Pak, Kakak,
Om, dan Pace. Masalahnya, seakan orang Papua itu lebih tua dari semua penyapa
atau penanya, mustinya tidak harus dengan kata-kata ini jika belum kenal to
bro., coba tanyakan dululah status dan umurnya, barulah boleh berkata dengan
kalimat- kalimat diatas tadi. Supaya tidak jadi seperti yang ini ni, seketika
ditanya umur kamu berapa? ketika dijawab langsung kaget si penanya, loh kok
bisa, bodimu gede, punya kumis + jenggot kok umur kamu masih mudah si? Huff
tapi saya bukan kingkong yea, herankan?. Lagian malas terlihat pucuk juga bro
hehe… makanya jangan lihat dari sisi luarnya saja tentang orang Papua, coba
cari tahu dulu barulah anda akan tahu.
3. Mungkin karena lagunya Edo, surga kecil jatuh ke
bumi, plus ada tambang emas raksasa lagi

Freeport dan Alam Papua – via: google
Oh, jadi karena surga kecil yang jatuh ke bumi dan ada tambang emas
terbesar di dunia, hm yea memang benar kalau Papua itu surga dunia dengan
kekayaan alam, berbagai macam budaya, suku, bahasa dan pemandangan alamnya yang
begitu indah. Dengan adanya PT. Freeport Indonesia di tanah Papua, sering
beranggapan bahwa semua orang Papua itu Kaya-raya, emang orang Papua itu
Kaya-raya yang berasal dari hongkong tanta. Sasaranya mahasiswa Papua lagi,
jika ditanya tentang kekayaan bahwa orang Papua itu “Kaya raya banyak berduit
ya”? Yang musti tidak demikian. Kita tahu bersama bahwa PT. FI itu milik
perusahaan orang asing, punya Amerika juga milik Indonesia sebagian tulang
rusuknya, apalagi orang Papua tahunya hanya hak warisan dan hak ulayat tanah
saja, bukan PT. FInya. Jadi artinya salah urat mungkin, O ia terimakasih sudah
bertanya, orang Papua tahunya ada manusia gali tanah dan banyak Perusahaan
disana namun tidak tahu setelah dikuras “Mau dibawah kemana”? mungkin hanya
Armada Band yang tahu.
4. Seandainya saya di Papua pasti
dalam 1 jam semuanya beres, dan tidak merepotkan
Ilustrasi BANK PAPUA via (Geogle)
Sambil
keluar setelah ditolak dari kantor Bank Uang urus buku rekening yang tak dapat
terjadi itu, seandainya saja ini di Papua pulang pasti bisa cari makan, kalau
ke kos huff… bukan hanya makan, yang lainnya macam-macam itu bikin street
ditambah buku rekering dan ATM tidak bisa dibuat di disini (Jawa) streetnya
sampai demam, untuk tidak ledak di area parkir, ya astaga… Sudah dari sananya
ada Bhineka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda namun tetap satu, Indonesia
dari Sabang-Merauke, namun bagi orang Papua di luar Papua macamnya orang Aring.
Urusan mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat ijin tinggal sementara, buku
rekening Bank itu sangat mustahil orang Papua memiliki KTP Jawa, kecuali hanya
bisa diberikan surat ijin tinggal sementara, itupun harus ada syaratnya
“siapkan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM)” namun terkadang dikasih dan terkadang tidak, dengan alasan ini dan itu.
Yang anehnya non Papua bebas membuat KTP di Papua dan tinggal memiliki rumah
dengan mudah saja seenaknya tetapi di luar Papua tidak bisa demikian. Sama hal
dengan berurusan di Bank, orang Papua tidak bisa memiliki buku rekening Bank
dan ATM, kecuali harus dibawa dari Papua, bukankah Papua juga Indonesia, Pak
Luhut B. Panjaitan dan Pak Ali Murtopo?
5. Sejak TK dan SD anak Papua diajarkan peta Indonesia
untuk menghapal Mati-matian tetapi yang waras disini binggung?
Anak-anak Papua Via: google
Cinta
datang dan pergi begitu saja, yea begitulah kita sering akan menjumpai
orang-orang yang akan bertanya kepada kita saat kita berada dimana saja tanpa
tak terduga. Saat-saat pertemuan indah itulah hal-hal konyol dan romantis akan
kita mendengar dari orang-orang yang waras-waras mengajarkan untuk menghapal
peta Indonesia Mati-matian itu, ternyata begini, sering tanya asal kepada orang
Papua . Ada beberapa alamat yang sering didengar oleh mahasiswa Papua. seperti
ini, sampean dari Irianya atau Papuanya, sampean dari Jayapuranya atau
Papuanya, sampean dari Ambon, NTT atau Papua? Konyol bagi orang Papua yang
dirantauan. Mami emang tidak salah, memang kalau dilihat dari wajah kulit orang
Papua kadang beda-bedah, tetapi tidak ada yang seperti orang Ambon dan NTT. Dan
ini orang Papua sebenarnya, Ada yang kulit cokelat rambut gondrong, Kulit hitam
manis rambut gondorong, Kulit cokelat kriting, Kulit hitam Manis kriting dan
sebutan nama daerah juga kedengaran aneh, seperti orang dari hutan tatapi
maklumi saja, oh mungkin petahnya habis dibawah ke Papua?
6. Ternyata gagal paham, mungkin lain kali hanya toko
jadi pilihan untuk belanja

Ilustrasi Belanja Via (Geogle)
Namanya
juga manusia, hanya pemilik lagu Seurieus yang tahu, jikalau “Rocker Juga
Manusia” Yea pastilah, Belanja yang pastinya diperlukan apapun itu kebutuhan
dalam kehidupan sehari-hari untuk melengkapi dimana barang yang dubutuhkan.
Begitulah, namun yang dialami oleh orang Papua saat ketika ingin belanja, apa
saja itu belanjaan atau menyewa barang tertentu, seketika membeli barang harga
barang itu sudah beda bukan lagi sesuai standar harga namun lebih mahal dua
atau tiga kali lipat dari harga seharusnya, kecuali belanja di Mall atau
Toko-toko resmi yang sudah tertera harganya pada barang jualan tersebut. Tetapi
jika diluar dari Toko-toko resmi itulah yang sering dialami oleh orang Papua di
rantauan, dengan satu hal pemikiran bahwa “orang Papua itu banyak duitnya” atau
karena orang asing tetapi tidak sebenarnya, hanya kebiasaan hidup yang membuat
berangapan atau menilai orang Papua seola-olah banyak duit dan pandangan ini
sangat salah, ataukah si Rocker lebih dari dari manusia?
7. Karena ada tulisan diterima Kos-kosan jadinya
langsung tancap kesana

Ilustrasi Kos Via (Geogle)
Ternyata terlihat manusia yang berbeda, seperti manusia alien saja,
Lagi-lagi macam tak henti dari masalah sial, masalah yang satu ini kita
mustinya akan mencari tempat tinggal kos-kosan atau kontrakan ketika di awal
ingin kuliah maupun sudah beranjak ke semester atas. Dan ini yang sering
dialami oleh mahasiswa Papua, ketika mencari Kos-kosan dan kontrakan. Saat
Jalan-jalan dan beraktivitas seperti biasanya sering menyumpai atau melihat
spanduk yang bertuliskan “Rumah di Kontrakan atau Menerima Kos-kosan putra atau
putri”. Saat mencari kontrakan atau Kos-kosan, terkadang akan langsung menuju
kesana ditempat yang ada bertuliskan spanduk tersebut, namun ini jawaban yang
sering diutarakan oleh pemilik rumah, Maaf ! Rumah sudah dikontrakan atau
Kos-kosan sudah penuh, padahal nyatanya tidak. Satu hal lagi, jika orang Papua
yang akan diterima berarti harga terkadang agak mahal dari seharusnya dan
pengaturan penghunipun sangat banyak dibuat oleh pemilik rumah. Oo… saya lupa
kalau saya manusia alien hehe….
Begitulah 7 hal sering terjadi dan dikata pada orang Papua saat di
rantauan. Tidak sulit, tidak binggung atau sengaja membinggungkan juga.
Artikel ini Ditulis Oleh Ayob Tabuni
Mahasiswa Papua Kuliah Di Malang (Jawa timur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar