Artikel, (KM)
– Pada Artikel Kali Ini, Ada Beberapa Mahasiswa
Papua Yang Sedang Berstudi Dibeberapa Perguruan Tinggi Di
Papua, Telah Menuliskan Beberapapresepsi Mereka
Terkait “Kenapa Orang Papua Ingin Merdeka”. Mereka Mendeskripsikan
Objek Diatas Berdasarkan Kasat Mata Realita Kehidupan Orang Asli
Papua (OAP) Kini,Dimasa Lalu Di Negeri
Melanesia Barat (Papua), Dari Beberapa Sudut Pandang, Yang Ada
Keterkaitannya Dengan Prinsip Awal Munculnya Ide-Ide Untuk Mendirikan
Sebuah Negara Di Wilayah Teritori Papua Barat. Membuat Sampai Hari
Ini, Masih Terus Bergejolak Di Dunia Untuk
Bendiri Mempimpin, Mengatur, Dan Mengelola Serta Menikmati Hak Diatas
Negeri Leluhurnya.
Berikut
Ini Adalah Beberapa Presepsi Yang Telah Dikemukakan Oleh
Beberapa Mahasiswa Papua, Terkait “ Kanapa Papua Ingin Merdeka”.
Pertama.
Menurut,Yunus Kadepa (Mahasiswa Papua),Berdasarkan Etnis Setiap Suku Dan
Bangsa Di Dunia Pada Umumnya, Tuhan Telah Memberikan Segala
Potensi Kekayaan Untuk Megelola Secara
Tersendiri. Maka,Secara Lebih Spesifik Bagi Berambut
Keriting Orang Asli Papua (OAP) Yang Posisinya Sedang Tangis Tanah
Leluhurnya Yang Disebut Juga Negeri Surga
Kecil Yang Jatuh Ke Bumi Itu, Dibutuhkan Perlindungan.
Kami
OAP Adalah Beretnis Melanesia Di Papua, Ingin Merdeka
Sendiri Diluarbingkai NKRI, Karena Dinilai,Negara
Indonesia Sebagai Negara Kriminal Terhadap Kita Orang Papua.Hal Ini,
Kami Dapat Menilai Berdasarkan Fenomewa Nyata
Pelanggaran Kemanusiaan Terus Berkontinnyu Tanpa Ada Penyelesaian
Rill Ataskasus-Kasus Kemanusiaan Itu. Berbagai Ancaman Sudah,
Sedang, Dan Akan Dipraktekan Terus – Menerus Pada Orang Malanesia
Barat Oleh Negara Di Bumi Surga Kecil Itu. Begitu Jutaan Orang Papua Sudah
Dikorbankan Hanya Karena Kepentingan Negara Saja.Ini Masalah Kemanusiaan Berat
Yang Mustinya Difiniskan Negara
Berdasarkan Landasan Hukum Secara Independen. Maka, Kaum Intelek
Papua, Lebih Khususnya Secara Pribadi Memandang Hal Itu Termasuk
Pelanggaran HAM Berat Yang Dilangsungkan. Oleh Sebab Itu, Saya
Menyatakan OAP Meminta Merdeka Itu Sangat Wajar, Dan Itu Solusi Bagi
Bangsa Melanesia Barat Di Papua. Karena Kemerdekaan Adalah Hak Mutlak Bagi OAP
Yang Seharusnya Diakui Negara Indonesia.
Dilihat Kembali Pada
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pada 17 Agustus
1945 Telah Dikumandangkannya Secara Batas
Geografisnya, Amboida Kebawah Sampai Aceh Adalah NKRI Tanpa
Dilibatkanwilayah Katulistiwa Malanesia Barat. Wilayah Ini Berada Dibawah
Kekuasaan Pemerintah Belanda, Waktu Itu. Atas
Persetujuan Pemerintah Amerikat, Pemerintah Indonesia, Dan
Pemerintah Belanda,Melalui Persetujuan (New York Agreement) 15 Agustus
1962 Telah Menyepakati Beberapa Poin Bersama Disaat Itu Sebagai Upaya
Merebut Kepentingan Mereka Diatas Tanah Papua. Dan Negara
Indonesia Punya Kesempatan Menduduki Danmenjajah Bangsa Melanesia
Barat, Selama 25 Tahun Kedepan. Kemudian Dari Pada Itu, Orang Asli
Papua Menentukan, "Penentuan Nasib Sendiri (Self
Determination)".Namun,Atas Perjanjian Ketiga Negara Sampai Hari Ini, Belum
Terungkap. Ini Salah Satu Pokok Permasalahan Dasar Adalah Luka Batin Orang
Papua Yang Belum Juga Negara Sembukan. Dimana, Negara Indonesia
Perluketahui Bahwa; Apakah Keberadaan Indonesia Diwilayah Teritori
West Papua Ini Legal Ataukah Illegal? Dan Hal Ini, Sudah Jelas Berdasarkan
Fakta Sejarah Perjuangan Orang Papua Menuju Kemerdekaan. Keberadaan
Indonesia Di Tanah Papua Adalah Tidak Sah, Secara Hukum Internasional
Kemudian Dimanipulasikan Fakta Sejarah Perjuangan Politik Kemerdekaan
Papua Barat Ini.
Maka, Saya Mengatakan,
Negara Indonesia Masuk Papua Atas Tindakan Tidak Sesuai Aturan Yang
Dilakukan Pada Tahun 1962-1963. Yang Menglatarbelakanginegara
Indonesia Masuk Mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) Secara Membabi
Buta.Seidentiknya Negara Telah Melompat Pagar Tradisional Di
Papua.Ilustrasi,“Babi Liar Masuk Di Kandang Mengcungkil Segala Jenis
Tanaman Secara Kebrutalan Didepan Pemilik Kebun Adat Melanesia Di
Papua”.
Kepada Kepala
Negara Republik Indonesia,Jokouwi JK, Sampai Kapankah
Akan Bersikap Tegas Mengambil Kebijakan Untuk Pelepasan
Penentuan Nasib Sendiri (Self Determination) Bagi Bangsa
Papua? Karena OAP Bertindak Atas Perjanjian-Perjanjian
Sejarah Yang Telah Saya Singgung Alinea Kedua Diatas.Indonesia
Berlebihan Tuntut Berdialog Dan Bercakap-Cakap Soal Kesejateraan Di
Papua. Hal Itu, Menjadi Pertanyaan Besar Bagi Orang Papua? Sedangkan
Sejuta Orang Papua Mati Dimana-Mana Sampai Detik Ini, Sebagai Bukti Mereka
Ingin Memisahkan Diri Dari Indonesia. Karena, Bagi Orang Papua Soal Kesejateraan
Bukan Jamannya Lagi.
Saya Mengangkat
Soal, Undang-Undang No. 21 Januari 2001 Tentang Otonomi Khusus
Bagi Orang Papua Yang Berbunyi, Mengatur Daerah Sendiri,
Memimpin Sendiri, Itu Termuat Di Dalam Undang-Undang Dari Pemerintah
Sentralisasi. Ternyata,Birokrasi Ke Desentralisasian Birokrasi
Kepemerintahan Provinsi Papua, Dan Papua Barat
Disetiap SKPD,Yang Menduduki Disana Telah
Terlihat Mayoritas Orang-Orang Non Papua Yang Mengelola Dana Otonomi
Khusus (OTSUS) Ini.Padaimplementasinya, Tidak Ada Sinergitas Satu
Pun Tertampak Jelas Untuk Kesejateraan OAP. Otoriter Pemerintah
Melaksanakan Sesuai Undang-Undang Yang Disebutkandiatas, Terkait
Dengan Otonomi Mengatur Daerah Sendiri Disektor, Kesehatan,
Pendidikan, Dan Dibidang Lainnya. Disektor Pendidikan Pada
Umumnya Bisa Membiayai Kuliah Garatis, Bagi Anak Papua Yang Masih
Menduduki Bangku Pendidikan, Ini Pun Masih Dipertanyakan?
Negara Juga Menciptakan
Program Unit Pengembangan Percepatan Pembangunan Papua, Dan Papua
Barat (UP4B),Dengan Tujuannya Soal Kesejateraan. Kami Menilai, Program Ini Pun
Tidak Menjamin Sepenuhnya (Gagal). Sekarang Kita Melihat Kembali Kehidupan
Masyarakat Indonesia,Jawa (Melayu),Kebanyakan, Ternyata Masyarakat
Ini, Hidup Dikolong Jembatan. Ada Yang Pengemis Di Pinggir
Jalan Raya,(Pengamen) Ini Dapat Terlihat Di Pulau Jawa. Mengapa Negara
Tidak Bersikap Melangkah Maju Melihat Kehidupan Masyarakat Jawa Menyerapkan
Penataan Ekonomi Penduduk Jawa Yang Masih Pemintah-Mintah Dipinggiran Setiap
Koridor Itu?
Saya Menyampaikan Kepada
Negara Indonesia Pada Kepemimpinan Dimasa,Jokowi
JK, Bahwa Orang Papua, Bukan Minta Pembangunan/Soal
Kesejateraan.Melainkan,Dalam Isi Hati Orang Melanesia Barat, Meminta Hak-Hak
Dasar Manusia,Sebagai Manusia Beretnis Melanesia Untuk Merdeka Diatas
Negeri Moyangnya.
Kaitkan Dengan Kebenaran
Firman Tuhan, Dalam Kitab Suci, Tuhan Yesus,Mengatakan, “Cukupkanlah
Dirimu, Apa Yang Ada Pada-Mu, Dan Sekali Kelakaku Tidak
Membiarkan Engkau, Dan Sekali Kelak Aku Akan Tidak Pernah Meninggalkan Engkau”. Dengan Suara Firman
Diatas Ini, Mengajarkan Kepada Kita Manusia Di Bumi, Tahu Soal Hak
Kepemilikan Manusia Yang Tuhan Kasih. Manusiamembuka Mata Hati, Dan Telinga
Hati, Untuk Diperhatikan Secara Arif. Karena Semua Suku
Bangsa Di Dunia, Telah Tuhan Memberikan Potensi Atau Kekayaannya Masing-Masing, Dimana
Setiap Individu Maupun Kelompok Untuk Menikmati Dan Mengelola
Sendiri.
Amandemen Kebenaran
Yang Dimuatkan Musa Diatas Dua “Loh
Batu “ Tentang 10 Firman Allah, Kepada Bangsa Israel Diwaktu Itu,
Sebagai Indikator Atau Petunjuk Hidup Untuk Dituruti Manusia Saat
Ini. Disini Penulis Akan Mengangkat 4 Poin Dari 10 Perintah Allah Yang
Diterjemakan Kedalam Bahasa Suku Mee-Papua, Diantaranya :
1. Jangan
Membunuh (Mee Tewagii)
2. Jangan
Berzinah (Mogaii Tetaii)
3. Jangan
Mencuri (Omaa Teyamotii)
4. Jangan
Mengingingi Barang Milik Orang Lain (Mee Kaa Agiyoo Kibigi Teyagaii)
Apa Bila Siapa
Dia Yang Melanggar Poin-Poin Diatas,Maka, Ketika Sang Pencipta Tiba,Akan
Dipertanggung Jawabkan Sesuai Perbuatannya. Hukum Karma Dan Hukum
Alam/Tuhan Akan Ditunggu Disana. Karena Kita Manusia
Adalah Umat Keperyaantuhan Di Bumi Untuk Saling Menghargai Dan Menghormati.
Kedua. Menurut,
Engelbertus Gobai,(Mahasiswa Papua),Kata Merdeka Ini, Bukan Asing Lagi
Bagi Orang Asli Papua (OAP). Karena Pada Dasarnya Bagi OAP Sudah Terbentuk
Rasa Nasionaisme Kepapuannya Sejak Kecil Setiap Anak Melanesia Yang Ada.
Soal Merdeka Adalah Suatu Tuntutan Hak Dari Hati
Nurani Bangsa. Di Dunia Ini, Sebagian Besar Negara Sudah Merdeka,
Karena Dasarnya Adalah Hak.
Orang Papua, Ingin
Merdeka Karena Ini Soal Hak Dan Masalah Sejarah Poitik Papua. OAP Bersikap
Keras Untuk Tak Menginginkan Hidup Dengan NKRI, Dikarenakan Mereka Sudah
Lama Ditindas, Dianiaya, Dipenjarakan, Disiksa, Bahkan Dibunuh Diatas
Tanahnya Tanpa Dosa Pada Negara.Ini Ploblematika Dasyat Yang Tiada Titik
Ujungnya Sampai Hari Ini. Oleh Karenanya, Bangsa Papua Menuntut
Lepasnya Papua Dari Negara Kolonial Indonesia, Itu Wajar.
Pelanggaran-Pelanggaran Yang Dilakukan Diatas Tanah Papua Secara
Sewenang-Wenang Oleh Para Imperialis Serta Kapitalis Melalui Negara,Harus
Selesaikan Sesuai Dengan Aturan Yang Berlaku Berdasarkan Luka
Lama Bangsa Papua Yaitu Dilakukannyakemerdekaan Penuh Untuk
Papua.
Kami Kaum Intelek
Memandang Bahwa,Negara Republik Indonesia, Menciptakan Kondisi
Darurat Melalui TNI/POLRI Terus Ada. Indonesia Hadirkanpermusuhan
Berat Diantara Orang Papua Dengan Papua, Papua Dengan Non
Papua. Dimana, Selain Itu, Kekayaan Alam Papua Pun
Ikut Dirampas Secara Sepihak Saja. Kami Ketahui Tindahkan
Negara Di Papua Memang Seperti Itu. Negara Indonesia Adalah Negara Hukum,
Tetapi Fakta Hukum Hanya Berlaku Dipulau Jawa Saja,Sedangkan Di
Papua Tidak.
Maka, Kami Sebagai Orang-Orang Terpelajar, Memberitahukan Kepada Negara, Dan
Kepada Semua Organ Birokasi Yang Menjalankan Sistem Ketata
Negaraanrepublik Indonesia, Lebih Spesifiknya Kepada Semua Aparat Yang
Bertugas Di Papua, Perlu Mejaga Keamanan Secara Independen Mengutamakan Tugas
Pokok Yang Diamanatkan Pada Pradigma Aturan-Aturan Keamanan Dan Pertahanan
Negara Secara Cerdas. Sebab, Kami Menilai Para Aparat Bertugas
Diwilayah Papua, Hanya Memihak Serta Bertindak Mematikan Tunas-Tunas Mudah
Papua Secara Sewenang-Wenang Tanpa Melihat Hak-Hak Dasar Hidup
Manusia. Kembali Kami Katakan Bahwa, Suatu Negara Di Dunia Mana
Saja, Aparat Ditugaskan Untuk Menjaga ,Menangani, Mengatasi,
Mengawasi, Dan Mengamankan. Namun, Situasi Kini Di Papua, Aparat
Keamanan Negara Memperaktekan Insiden Penembakan Dimana-Mana Di Papua,
Penganiyaan, Perampasan Harta Kekayaan Secara Kelihatan
Maupun Tak Kelihatan Dilakukan Tanpa Memastikan Akar
Persoalannya.
Pada Musim-Musim Kini Di
Papua, Dilanda Dengan Peristiwa Kecelakaan Tabrak Lari, Orang Papua
Mati Digantung, Serta Pembunuhan Sadis Dipotong Secara Membabi Buta Sana
Sini Terus Berlanjut. Kalau Sudah Begitu Di Papua, Dimanakah Upaya Negara
Melihat Kasus-Kasus Pidana Ini. Masa, Negara Diam Dan Berpura-Pura Diri
Atas Realita Dasyat Kemanusiaan Tanpa Titik Penyelesaian Secara Baik Sesuai
Harapan OAP?
Jadi,Sebagai Kata
Terakhir Dari Kami Mahasiswa, Orang Asi Papua (OAP) Punya Hak Penuh
Untuk Menjalani Hidup Diatas Negerinya. Selanjutnya, Kami Pintah Semua Bentuk
Pelanggaran-Pelanggaran Yang Terjadi Di Papua, Dibicarakan
Melaluilembaga-Lembaga Kemanusiaan Internasional. Karena Dipandang Negara
Indonesia, Tidak Mampu Menyelesaikan Semua Pelanggaran Kemanusiaan Di Papua.
Ketiga. Menurut,
Pilemon Yeimo (Mahasiswa Papua), Saya Setuju Jika, Orang Papua Meminta
Merdeka, Karena Itu Masalah Hak Setiap Manusia. Papua Merdeka Ini
Mandat Dari Surga, Bukan Mandat Dari Dunia Ini. Tuhan
Menciptakan Manusia Yang Berbeda Ciri-Ciri Fisik,Budaya, Serta
Perbedaan-Perbedaan Lainnya Didunia Sesuai Gambaran Dan
Citeranya Agar Tidak Saling Merampas Hak Manusia Yang Berbeda Dari
Kita. Memperhatikan Hak-Hak Yang Melekat Pada Individu Itu. Manusia Hadir
Di Bumi Supaya Saling Dijaga, Saling Dihargai, Saling Diakui, Diwilayahnya
Masing-Masing. Maka, Ada Baiknya, Diatur Dan Dikelola
Sesuatu Hal Berdasarkan Hak Kepemilikannya Secara Tersendiri.
Jika Ada Yang Diantara Kita, Baik Orang Asli Papua,Maupun Non
Papua,Menjual Atau Mengkianat Semata – Mata Untuk Menciptakan Kondisi
Darurat Diatas Tanah Papua Ini, Sang Pencipta Bumi Melanesia,
Beserta Alamnya Akan Menunggu Diujung Jalan Kehidupan.
Mengapa Orang
Papua Ingin Papua Merdeka? Karena, Itu Masalah Hak. Akibat Dari
Itu Juga, Jutaan Orang Asli Papua, Diatas Negerinya
Telah Korbandiitembaktni/ POLRI Indonesia. Untuk Itu , Secara Pribadi
Menyampaikan, Allahmenciptakan Orang Papua Hidup. Manusia
Tak Punya Hak Untuk Saling Menghabisi Nyawa Manusia. OAP Bukan
Binatang, Bukan Babi, Dan Bukan Juga Mereka Anjing.Kami Pihak
Mahasiswa Papua, Berharap Kepada Pihak Yang Sedang
Bergrilyahanya Menghabisi Hak Manusia Lain, Mohon Turut Dihormati Dan
Dihargai Secara Beretika. Kami Tidak Menginginkan Peristiwa
– Peristiwa Masalah Kemanusiaan Ada Di Papua Lagi, Cukup.
Berdasarkan
Pengataman Kami, Secara Etnis Atau Melalui Bentuk
Fisiknyamanusia Papua Adalah Ras Melanesia, Bukan Melayu. Hal-Hal Ini
Membuktikan Bahwa, Orang Indonesia Dengan Orang Asli Papua, Jauh Berbeda. Maka,
Dinilai OAP Seluruhnya Telah Menanamkan Prinsip Ini Yang
Mengatakan,“Saya Lahir Di Papua, Saya Besar Di Papua, Saya Akan
Mati/Meninggal Di Papua, Dan Punya Hakpenuh Di Papua”. Kami
Menilai Papua Dewasa Ini Akan Terus Bicara Merdeka,Dimana Saja Dia
Berada. Jadi, Rasa Nasionalisme Papua Sudah Terdidik Secara Terun-Temurun
Dari Generasi Ke Generasi. Ini Kata OAP Lagi, “Aku Cinta
Papua, Akuberambut Keriting-Dan Berkulit
Hitam Melanesia Untuk Selamanya”.
Keempat. Menurut, Stepanus
Gobai, (Mahasiswa Papua),Orang Papua Ingin Merdeka Karena Ini
Soal Hak. Berdasarkan Argume-Argumen Dari Orang Papua Untuk Merdeka
Karena Secara Jumlah Penduduk Sudah Memenuhi Standar Bendirinya Suatu
Negara Secara Nasional Maupun Internasional. Apa Lagi, Ini 250-An
Lebih Suku Orang Asi Papua Mendiami Di Pulau Papua.
Berdasarka Budaya Pun
Sangat Kuat Untuk Menentukan Hidup Diatas
Negerinya.Budaya Papua Yang Masih Melekat Dan Hidup Bersama OAP,Ini
Sudah Menjamin Penuh Mempertahankan Ideologi Bangsa Menjadi Sebuah Bangsa Yang
Merdeka. Dari Budaya Pun Sangat Jauh Garis Persamaannya Dengan Indonesia.
Selanjutnya, Untuk
Alasan Utama Orang Papua Menolak Otsus Serta Program Kesejateraan
Lainnya, Karena Didalam Benak OAP Telah Dikuasai Dengan Rasakecintaan
Tanah Papua Untuk Ingin Memisahkan Diri Dari NKRI. Sekali Lagi Bahwa,
Pemintaan OAP Kepada Negara Dengan Agenda Utama Dan Terutama
Adalahmerdeka. OAP Bukan Minta Pembangunan Atau Pun Soal Kesejateraan
Lainnya.Permintaan Orang Keriting Di Papua Untuk Menentukan Nasibnya Sendiri.
Tuhan Menciptakan Ras
Orang Papua Yang Begitu Khas, Bukan Semata-Mata Saja Sebagai Suatu
Perhiasan Saja, Namun, Mempunyai Makna Yang Mendalam. Artinya Punya
Ruang Serta Kesempatan Yang Sama Dengan Bangsa -Bangsa Lain
Di Dunia.
Sisi Kemanusiaan Di Papua
Oleh Negara Zona Darurat. Pelanggaran-Pelanggaran Kemanusiaan Pun
Bertumpan Tindi Dan Negara Selalu Menutup Mata Tanpa Ada Langkah Maju Dalam
Proses Penyelesaiannya. Hal Itu Menunjukan Bahwa Negera Indonesia Sendiri Tidak
Mengakui Papua Adalah Bagian Dari Indonesia. Wajar Sekali OAP Teriak Merdeka
Dimana-Mana. Maka, Hal Itu Negara Perlumembuka Mata Secara Positif
Berdasarkan Hukum. Hakikat Papua Merdeka Telah Ada,Sedang Ada, Dan Akan
Ada Sampai Puncak Pembebasan Total.
Kelima. Menurut,
Petrus Yatipai (Mahasiswa Papua), Kami Mahasiswa Papua Menilai, Orang
Melanesia Di Papua, Terus Bersikap Keras Menuntut Kemerdekaan Papua
Melalui Pintu Referendum Sebagai Jalan Satu-Satunya Mengkahiri Berbagai
Konflik Sosial Di Papua. Hal Ini, Negara Indonesia
Perlu Mengetahui Sebagai Negara Yang Menjunjung Tinggi Akan Hukum
Dan Demokrasinya. Orang Asli Papua (OAP) Yang Mendudukidi Pulau Cenderawasih
Adalah Manusia Ciptaan Allah Sesuai Gambarnya. Dengan Sejuta Hak Yang Melekat
Didalam Jati Dirinya Sebagai Anak Melanesia. Dengan Demikian, Orang Papua,
Berkomitmen Asas Prinsip-Prinsip Yang Rill. Dengan Bersikap Konsisten
Dimunculkannya Kata Merdeka Sebagai Hak Hidup Orang Melanesia Dengan
Mendirikannya Organisasi Papua Merdeka (OPM) Di Manokwari
Pada 1965 Silam Di Manokwari, Untuk Merebut Kemerdekaan Mereka
Sebagai Sebuah Bangsa.
Pradigma
Yang Menlatarbekangi Masih Berkontinnyu Bergejolaknya Masalah Penentuan Nasib
Sendiri (Self Determination) Bagi Bangsa Melanesia Di Papua, Menurut Saya,
Diantaranya :
1. Hak
Setiap Manusia
Dimuka Bumi, Memiliki Hak Untuk Menentukan Hidupnya Sendiri, Tanpa Dibatasi
Atau Dilanggar Oleh Siapa Pun Dia. Itu Hak Mutlak Dengan Beretika Dihormati Dan
Dihargai. Manusia Sejak Dalam Kandungan Seorang Ibu, Dia Sudah Memiliki
Hak Untuk Dijaga, Dilindungi, Dihargai Sebagai Manusia Mulia Yang Sama
Derajatnya Dimata Sang Pencipta. Soal Hak Ini, Tidak Memandang Dari Segi
Umur, Tua-Mudanya Usia Manusia. Masalah Hak Ini, Secara Umum Sudah Diatur
Pada UUD RI 1945 Pada Pasal 28a-J.Berdasarkan Deskripsi Singkat Diatas,
Persoalan Kemerdekaan Papua Adalah Hak Bangsa Melanesia Untuk Mendirikan Sebuah
Negara Diatas Negerinya.
2. Etnik
Kita
Bicara Etnik Berarti Kita Berbincang Masalah Ras Serta Kebudayaan Yang Dimiiki
Suatu Bangsa Pada Wilayah Tertentu .Sekarang Kita Kembali Melihat Pada Posisi
Bangsa Melanesia Di Pulau Cenderawasih Itu .Orang Papua Secara Etnik, Memiliki
Ras Melanesia. Sedangkan Budayanya Pun Sangat Unik Dan Perbedaan Jauh Bila
Diidentikan Dengan Bangsa-Bangsa Lain Di Dunia (Selain Ras Melanesia). Kami
Menilai Pada Bagian Kedua Ini Sudah Mensponsor Kemerdekaan Papua,Dari Segi
Budaya Dan Rasnya. Salah Logika, Ketika Negara Indonesia Mengatakan Papua
Adalah Bagian Dari Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI).S Angat Nyata,
Indonesia Adalah Melayu, Sedangkan Papua Melanesia.
3. Sejarah
Presiden
Pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno, Pernah Mengatakan, “Jangan
Sekali-Kali Melupahkan Sejarah (JASMERAH)”.Dengan Dasar Pernyataan
Presiden Itu,Secara Tidak Langsung Menegur Dan Mengingatkan Kembali Kepada
Negeranya Difase Kini Bahwa Persoalan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Papua
Adalah Masalah Sejarah Yang Perlu Negara Memprioritaskan Untuk Dibicarakan.
Tapi, Negara Di Zaman Ini Masih Berkeras Kepala Memandang Soal Kebenaran
Politik Papua Ini.Atas Sejarah Politik Perjuangan Pembebasan Pulau Melanesia Barat,
Dimana Kami Melihat Masih Pada Tahan Pembungkam Atau Menutup-Nutupi
Kebenaran Sejarah Bangsa Dengan Beragam Kedustaan Negaradipertonton Dikanca
Publik.
Kita Membuka
Kembali Lembaran Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Papua Barat. Tahun
1961 Sesudah Dilakukan Pemungutan Suara Oleh Dewan New Guinea. Wilayah New
Guinea Saat Itu Dinamakan Papua Barat, Memiliki Lagu Kebangsaan, Dan Disusul
Denganbendera Papua Yang Dikibarkan Bersebelahan Dengan Bendera Belanda.
Jadi,Pada Tahun 1961 Secara Keabsahan Papua Telah Merdeka Dibawah Kekuasaan
Belanda, Disaat Itu.
Kemudian
Pada 15 Agustus 1962, Telah Dilakukannya Persetujuan New York
Ditandatangani Oleh Indonesia Dan Belanda. Belanda Setuju Untuk
Menyerahkan Kekuasaan Atas New Guinea Barat (Sekarang Papua) Kepada Indonesia.
Buat Orang Papua Menjadi Pertanyaan Bersar Terkait Peristiwa Persetujuan New
York Ini. Hari Ini OAP Mempertanyakan, Ada Kepentingan Apa Disana Sampai Papua
Diserahkan Kepada Indonesia Oleh Belanda, Sedangkan Belanda Sendiri Telah
Mendirikan Papua Menjadi Sebuah Negara Merdeka Pada Tahun 1961 Itu. Ini
Indonesi, Belanda, Dan Amerika Segera Tuntaskan.
Selanjutnya,
Pada Tahun 1969 Dilaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) Diatas Tanah
Papua, Dibawah Penuh Tekanan Indonesia Sehingga Disaat Itu, Sedikit Orang Papua
Yang Ikut Menyaksikan. Disamping Itu, Indonesia Telah Melanggar Prinsip-Prinsip
Dasar Hukum Internasional Saat Dilangsungkannya Pepera Ini. 23 Juni 1969,
Indonesia Mengirimkan Jadual Tentang 9 Kegiatan Pelaksanaan
Ulang Pemilihan Anggota Dewan Ke Ortiz Sanz. Dalam Kenyataaannya, PBB
Hanya Menyaksikan Pemilihan 6 Kegiatan Pelaksanaan Ulang. Secara
Keseluruhan, PBB Menyaksikan Seleksi 195 Orang Dari Total 1022 Wakil Masyarakat
Yang Pada Akhirnya Terlibat Dalam Tindakan Penentuan Nasib Sendiri Tersebut.
Suatu Pelanggaran Hukum Luar Biasa Yang Ditunjukkan Indonesia Sampai Detik
Ini.
Sekarang Kita Kembali Ke Garis Perjuangan Politik Kemerdekaan Papua Barat,
Dewasa Ini. Dimana Sampai Hari Ini, Masalah Kemerdekaan Papua Masih Menjadi
Buah Bibir Sampai Pada Umur-Umur Taman Kanak-Kanak (TK) Pun Sudah
Menjadi Lazimnya Diperbincangkan Disetiap Detik. Bahkan Disemua Kalangan
Sosial Yang Ada. Kini Masalah Perjuangan Papua Di Pelopri Melalui Lembaga
Perwakilan Orang Papua Melanesia Diluar Negeri Yakni “Liberation Movement
For West Papua (ULMWP)” Yang Dibentuk Pada Tahun 2014 Lalu. Dengan
Kehadiran Lembaga Representatif Posisi Orang Papua Sangat Jelas Secara
Politik Perjuangan Diluar Dan Didalam Negeri.
4. Realita Kini
Kita Melihat
Realita Kini Di Papua. Di Papua Dewasa Ini, Sangatlah
Memprihatinkan Dengan Berbagai Problematika Sosial Terus
Saja Bereaksi Diseluruh Pelosok Papua (Sorong-Merauke). Memang,Persoalan
Demi Persoalanakan Ada, Dan Ada, Selagi Negara Indonesia Masih
Menduduki Di Negeri Susu Dan Madu Itu. Semua Bentuk Kriminal Dalam
Kehidupan Bangsa Melanesia Barat Berakhir Ketika Negara Mengobati Cita-Cita
Negeri.Yang Dimaksud Dengan Cita-Cita Bangsa Yaitu Pembebasan Sepenuhnya Atau
Terlepasnya Papua Dari Tangan NKRI. Saat Itulah Tanah Papua Dan Manusianya Akan
Merasakan Ketenangan Total.
Berbagai Pihak
Asin Maupun Nasional Berlombah-Lombah Untuk Berdatangan Ke Papua Melalui
Negara, Selalu Saja Dijumpai. Kedatangan Mereka-Mereka Ini Membawa
Persoalan Untuk Mengorbangkan Anak Adat Negeri Suci (Papua), Itu Nyata
Dilapangan. Semua Harta Kekayaan Yang Tersimpan Disana, Kini Memasuki
Tahapan Pemusnahan, Dimana Beroperasi Secara Illegal Dan
Berkehendak Sewenang-Wenangnya Demi Memajukan Dan Meningkatkan Pemenuhan
Hidup Sepihak, Tanpa Menghargai Dan Menghormati Hak-Hak Anak Adat Dan
Perlindungan Alam. Dari Sekian Banyak Konflik Yang Diciptakan Negara
Di Papua,Satu Persoalan Yang Saya Akan Mengusut Disini Adalah Masalah
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).Persoalan HAM Ini,
Masih Nampak Sampai Hari Ini. Diantara Sekian Banyak Pelanggaran
Kemanusiaan Di Papua, Satu Pun Belum Saja, Diusut Tuntaskan Oleh Negara
Indonesia. Jika, Negara Tidak Mampu Mempertanggung
Jawabkan Persoalannya Di Papua, Segera Mengakui Kedaulatan Bangsa
Papua Untuk Menentukan Nasib Hidup Mereka.Semua
Bentuk Pidana Kategori Kemanusiaan Sebaiknya Difiniskan Menurut Hukum
Yang Ada. Jika, Negara Tak Mampu Memyelesaikan, Memberikan Kesempatan
Kepada Bangsa-Bangsa Di Dunia Internasional Untuk Mengintervensi Soal
Kemanusiaan Di Papua Biar Terwujud Sesuai Impian Anak Pribumi.
Baru-Baru Ini
Saja, Negara Telah Mengorbankan Masyarakat Sipil Di Manokwari Pada 26-27
Oktober 2016, Sebanyak 9 Orang. Pada Peristiwa Sanggeng Berdarah Tersebut,
Telah Mematikkan 2 Jiwa Yang Adalah Kaum Tak Besalah Dengan Peluru Senjata
Diatas Negeri Leluhurnya. Kemudian, Pada Dua Tahun Yang Silam Yaitu Pada 7-8
Desember 2014, Negara Melalui TNI/POLRI Juga Telah Menewaskan, Sebanyak 4 Orang
Pelajar, Di Paniai-Papua. Dana Puluhan Lainnya Luka-Luka Parah. Peristiwa
Paniai Berdarah Terjadi Dalam Suasana Persiapan Natal Menyambut “Kelahiran Sang
Putera Pendamai Dunia, Yesus-Kristen”. Soal Paniai Berdarah Ini, Belum
Juga Negara Dipertanggung Jawabkan Secara Hukum Hingga Tuntas. Keluarga Korban
Serta Seluruh Masyarakat Sipil Di Paniai, Menuntut Negara Segera Membawa
Peristiwa Paniai Berdarah Di PBB Untuk Dituntaskan. Serta
Pelanggaran-Pelanggaran Kemanusiaan Lainnya Pun Segera Negara Pertanggung
Jawabkan.
Dalam Artikel
Diatas Telah Menjelaskan Berdasarkan Beberapa Prespektifmahasiswa Papua
Atas Sejuta Realita Hidup Di Papua, Dimasa Lalu Dan Kini. Persoalan –
Persoalan Ini Pun Belum Menemukan Titik Temu Penyelesaian Oleh Negara. Suka, Tidak Suka Indonesia Sebagai Aktor Utama Penghancur
Kehidupan Masyarakat Adat Di Papua, Maka, Segera Dituntaskan. Karena
Kami Mahasiswa Melihat, Hal Itu Sebuah Utang (Kewajiban) Yang Segera Negara
Kembalikan Dengan Bersih Kepada Pemegang Hak Kepunyaannya (Papua).
# Penulis
Adalah Beberapa Mahasiswa Papua, Peduli Alam Dan Manusia Di Papua.
Editor : Ayob
Tabuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar