Indahnya Noken, Tas Multifungsi Bagi Wanita Papua
Noken adalah tas
anyaman dari kulit kayu yang multifungsi bagi wanita asli Papua. Terutama bagi
Suku Dani di Lembah Baliem, Wamena Papua, noken adalah semacam jala yang
terbuat dari serat kulit kayu dan digunakan multifungsi . Biasa dipergunakan
sebagai tas untuk bawa apa saja termasuk mengendong bayi, babi, anjing,
ubi jalar, sayur dan barang lainnya. Biasa juga digunakan sebagai baju
khususnya untuk remaja putri. Wanita suku Dani tidak bisa dipisahkan dari
noken. Menurut wikipedia, noken adalah tas anyaman ikat yang multifungsi,
asli Papua. Penggunaan khas noken, yang digantungkan di kepala, secara
tradisional digunakan untuk membawa berbagai barang, dan juga bayi. Pada tahun
2012, noken telah tercantum dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Tak Benda
sebagai warisan budaya Indonesia. Melihat foto-foto saudara sepupu saya Liza
Monaliza di album facebooknya saya tertarik untuk menulis tentang noken.
Liza sudah dua kali datang ke Lembah Baliem untuk melihat kehidupan suku Dani. Foto-foto
Liza bisa dinikmati di link ini:
https://www.facebook.com/liza.monalisa/media_set?
Foto: Gadis cilik ini selain mengenakan noken
seperti biasa, disangkutkan diatas kepala, juga memakai nokennya sebagai
baju
Gadis cilik ini selain mengenakan noken seperti biasa, disangkutkan
diatas kepala, juga memakai nokennya sebagai baju kelihatan indah sekali
dipakainya (taken by Liza Monalisa) Menurut Charles Toto, seorang chef asal
Papua yang membuat masakan Liza dan rekan-rekannnya selama menginap di Lembah
Baliem, noken adalah rahim perempuan Papua ke dua karena disana ada
banyak sumber kehidupan, yang mudah didapat di Papua. Perempuan membawa noken
masih menjadi pemandangan umum di lembah Baliem. Ini menjadi filosofi
yang indah bagi wanita Papua. Karena dari dalam noken itulah, menghasikan
banyak generasi Papua yang sekarang berhasil menjadi pimpinan asal Papua.
Noken adalah brangkas dan gudang hidup orang Papua, dimana disitu terdapat kekayaan peradaban yang membangun generasi Papua. Liza Monalisa yang sudah memegang langsung berbagai macam noken sangat terkagum-kagum dengan noken yang merupakan karya orisinil yang luar biasa mama-mama Papua. Bahan yang terbuat dari serat kayu yang sangat elastis sehingga bisa membawa banyak barang dan multi fungsi. Warna yang indah dari bahan alami sangat cantik dan desain yang luar biasa cantik memikirkan fungsinya. Dengan ditaruh di kepala agar tangan pemakainya bisa leluasa bergerak dan bekerja meskipun pemakai juga harus tetap bijaksana dalam memakainya untuk membawa barang yang sangat berat agar kesehatan tulang punggungnya tidak terganggu.
Foto : Rajutan
serat kayu dengan pewarnaan alami yang keren sekali (taken by Liza Monalisa)
Tas multi fungsi ini dibuat tanpa mesin dari serat kulit kayu yang
dikeringkan, dipintal menjadi menjadi benang dan diwarnai dengan pewarna alami
(tumbu-tumbuhan atau buah. Dibuat oleh mama-mama Papua. Kelihatan unik kalau
dipakai di Lembah Baliem dengan para wanitanya dengan disangkutkan
di kepala atau di dahi. Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berbentuk
seperti tas. Ada 250 etnis dan bahasa di Papua, namun semua suku memiliki
tradisi kerajinan tangan Noken yang sama. Fungsi Noken sangat beragam. Namun,
noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil
panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa dipakai untuk
membawa kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, noken juga dipakai dalam upacara dan
sebagai kenang-kenangan untuk tamu.
Foto: Martha memakai beberapa noken diatas kepalanya dan juga
digunakan sebagai baju yang sangat indah.
Martha harus menggunakan beberapa noken sekaligus untuk melindungi bayi
yang sedang digendong dipunggungnya supaya si bayi nyaman dan hangat (taken by
Liza Monalisa) Masalahnya sekarang hanya wanita atau mama-mama yang usianya 40
tahun keatas yang masih mau mengerjakan membuat noken dari serat kayu.
Sedangkan dari kalangan remaja banyak yang enggan untuk mengerjakan. Untuk
ukuran besar memang perlu waktu dua bulan sendiri untuk mengerjakan membuat
noken. Di kota-kota besar sudah tidak ada yang menjual noken. Hanya di Pasar Wamena
yang masih menjual noken tradisional dari serat kayu.
Foto: Liza Monalisa diantara Suku Dani di
Lembah Baliem, Papua Noken juga memiliki nilai artistik yang harus dilestarikan
.
Sangat bisa dapat dijadikan cinderamata khas Papua tentunya dalam
mengakses sektor parawisata Papua. Noken juga memiliki nilai ekonomi kerakyatan
yang apabila dikembangkan menjadi sentra home industri yang maju, maka akan
meningkatkan pendapatan masyarakat Papua.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asitasuryanto/indahnya-noken-tas-multifungsi-bagi-wanita-papua_55e546e02b7a614236a04704
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asitasuryanto/indahnya-noken-tas-multifungsi-bagi-wanita-papua_55e546e02b7a614236a04704
Tidak ada komentar:
Posting Komentar