Pegunungan tengah Papua tak hanya
berdiri kokoh sebagai penyelamat bagi manusia modern yang haus akan realita
kehidupan masa lampau dengan kekentalan darah budaya, adat-istiadat yang
menjadi nadi bagi keteraturan hidup bermasyarakat, serta rupa alam yang masih
memancarkan aura ketenangan dan kebahagiaan. Namun, jika diulik lebih dalam
lagi, sesungguhnya Lembah Baliem adalah sepotong daratan pilihan sebagai sumber
mukjizat yang dititipkan Tuhan berupa Sarang Semut yang telah begitu banyak
menghidupkan kembali harapan sekian banyak anak manusia yang hampir surut.
Beberapa kisah perjuangan untuk bertahan hidup dari ganasnya cengkraman
berbagai penyakit kronis, telah menempatkan Sarang Semut dari Lembah Baliem
sebagai penyelamat utama dan mengalahkan begitu banyak dan mahalnya penanganan
medis yang tak mendatangkan hasil apa-apa.
Foto
Sarang Semut Disehat.com
Penyebaran
sarang semut mulai dari Semenanjung Malaysia hingga Filipina, Kamboja,
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York hingga Kepulauan
Solomon. Di Propinsi Papua, tumbuhan sarang semut dapat dijumpai terutama di
daerah Pegunungan Tengah, yaitu di hutan belantara Kabupaten Jayawijaya,
Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang dan
Kabupaten Paniai. Keanekaragaman terbesar dari sarang semut ditemukan di pulau
Papua dimana spesies dataran tingginya adalah lokal spesifik.
Tapi,
jangan salah kaprah dulu. Sarang semut ini bukanlah sarang semut berupa
lubang-lubang di tanah, bangunan atau daun-daun di pohon yang dibuat sendiri
oleh koloni semut tertentu, bisa semut merah, rangkang, semut hitam, atau semut
putih. Namun yang dimaksud di sini bukan sarang semut seperti itu, melainkan
tumbuhan epifit yang menempel di pohon-pohon besar yang batang bagian bawahnya
menggelembung berisi rongga-rongga yang disediakan sebagai sarang semut jenis
tertentu.
Ada sebuah
kisah yang datang dari Cianjur, Jawa Barat tentang seorang bapak bernama Kasam
Kusmana Gandana yang telah renta dalam usianya yang ke-67 dengan menahan derita
Kanker Lambung stadium lanjut yang akarnya telah menjalar kemana-mana.
Penyembuhan secara medis tak kunjung membuahkan hasil. Dokter pun telah
menyatakan untuk ‘angkat tangan’ dan hanya memberikan obat penahan rasa sakit
saja untuk mengurangi penderitaannya. Anak-anaknya yang terus berjuang demi
kesembuhan ayahnya pun akhirnya mendapatkan solusi yang datang dari seorang
dokter agar ayahnya diberi Sarang Semut asal Papua sebagai pengobatan herbal
alternatif yang berfungsi sebagai pembunuh penyakit Kanker dan Tumor. Sepuluh
hari pertama saat mengkonsumsi Sarang Semut, pak Kasam mengatakan bahwa rasa
sakit yang ia rasakan berangsur mereda. Sebulan setelah itu, Bapak Kasam merasa
tubuhnya sudah lebih sehat, ia sudah bisa bangun dan berjalan kembali, makannya
pun sudah terasa enak. Dua bulan sejak menggunakan Sarang Semut, Bapak Kasam
benar-benar merasa sudah sehat kembali dan bahkan dapat beraktifitas seperti
sediakala. Benjolan kanker di perutnya pun semakin tidak terasa.
Secara
empiris, sarang semut tak hanya mampu membunuh penyakit Tumor atau Kanker.
Bronkhitis, diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, dan juga stroke
berhasil diatasi. Selain itu, sarang semut kaya akan antioksidan tokoferol
(vitamin E) dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium,
kalium, besi, fosfor dan magnesium.
Menurut
Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, guru besar Jurusan Farmasi Universitas Indonesia,
tanaman epifit seperti sarang semut memang potensial sebagai obat. Jika tanaman
hidup bersimbiosis dengan tanaman lain, kaya metabolit sekunder. “Ada yang
berasal dari tanaman inang maupun epifit itu sendiri,” ujar Sumali. Semua
makhluk memiliki metabolit primer yang sangat dibutuhkan antara lain
karbohidrat, protein, lemak, dan asam lemak. Sedangkan metabolit sekunder
seperti alkaloid, terpenoid, steroid, dan glikosida tak mutlak ada.
Saat ini
ada 2 bentuk produk sarang semut yang beredar di pasaran, yaitu serbuk kering
dan kapsul ekstrak air. Cara pemakaian untuk serbuk sarang semut adalah sebagai
berikut:
Tuangkan
satu sendok makan penuh (sekitar 10 g) bubuk tersebut ke dalam panci yang
terbuat dari stainless steel (jangan menggunakan panci aluminium, bisa bocor)
berisi kurang lebih 500 ml air (2 gelas),
Masak bubuk
tersebut sampai mendidih, api dikecilkan sambil diaduk sesekali selama sekitar
15 menit (2 gelas air menjadi 1 gelas),
Dinginkan
hasil rebusan tersebut,
Saring air
hasil rebusan tersebut dan air hasil rebusan tersebut siap diminum.
Secara
umum, anak-anak usia di bawah 10 tahun diberi minum setengah takaran dewasa
dengan dosis penggunaannya adalah:
untuk
penyembuhan: minumlah air hasil rebusan tersebut secara teratur 2-3 kali sehari
hingga sembuh dan setiap takaran obat hanya untuk satu kali pemakaian,
Untuk
pencegahan: dapat diminum secara teratur 1-2 kali seminggu agar tetap sehat dan
bugar. Sedangkan untuk sediaan dalam bentuk kapsul (@500 mg), dosis pengobatan
untuk setiap penyakit pada umumnya 1-2 kapsul sekali minum, 3x sehari, untuk
meningkatkan ASI 2 x 1 kapsul sehari dan untuk stamina, 2 x 1 kapsul sehari.
Perlu
diperhatikan bahwa dari sekian banyak spesies sarang semut yang ada, hanya ada
3 spesies yang berkhasiat obat sesuai dengan pengetahuan tradisional penduduk
lokal di Asia Tenggara, yaitu H. formicarum, M. tuberosa dan M. pendans. Karena
itu, demi keamanan pemakaian disarankan agar masyarakat bersikap berhati-hati
dalam memilih jenis sarang semut yang tepat untuk pengobatan.
Sumber : Sarang-semut.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar