Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah
penduduk miskin pada Maret 2015 naik 860.000 penduduk menjadi 28,59 juta
penduduk dibanding September 2014 sebesar 27,73 juta penduduk. Jumlah penduduk
miskin mencapai 11,22 persen dari total penduduk Indonesia 254,8 juta jiwa.
Tiga provinsi dengan persentase penduduk miskin terbesar adalah Papua, Papua
Barat, dan NTT.
Kepala BPS Suryamin menyatakan berdasarkan sebarannya, sebanyak 17,94
juta penduduk miskin berada di perdesaan dan sisanya 10,65 juta penduduk miskin
di perkotaan.
Berdasarkan pulau, penduduk miskin terrbesar berada di Maluku dan Papua 22,04
persen dan yang terendah di Kalimantan 6,42 persen. Berdasarkan provinsi, yang
terbesar Papua 28,17 persen, Papua Barat 25,82 persen dan NTT 22,61 persen dan
terendah Jakarta 3,93 persen, Bali 4,74 persen, serta Kalimantan Selatan 4,99
persen.
“Garis kemuskinan yang kami pakai mewakili garis kemiskinan makanan
setara 2.100 kkal dan 52 jenis komoditas makanan Rp 242.241 serta garis
kemiskinan bukan makanan senilai Rp 88.535, jadi totalnya Rp 330.776,” katanya
di Jakarta, Selasa (15/9).
Ditambahkan, sejumlah faktor mendorong kenaikan angka kemiskinan, di
antaranya inflasi sebesar 4,03 persen, kenaikan harga beras 14,48 persen
menjadi Rp 13.089 per kilogram, kenaikan cabai rawit 26,28 persen, serta gula
pasir 1,92 persen selama periode September 2014 hingga Maret 2015. Kemudian
inflasi pedesaan 4,4 persen serta upah buruh tani yang turun 1,34 persen
menjadi Rp 38.552 per bulan.
“Memang kalau tingkat kemiskinan sudah 10-11 persen, menurunkannya agak
susah di berbagai negara ASEAN dan Asia juga begitu. Ibarat kalau nasi, sudah
masuk pada keranya, perlu upaya khusus. Kemudian kenaikan BBM pada akhir 2014
juga menyebabkan harga barang di awal tahun 2015 naik,” kata Suryamin,
Disini Saya
Sebagai Penulis Merasa sedih" Masyarakat Pribumi yang kaya dengan Sumber
Daya Alam (SDA) yang begitu berlimpa Sampe menjamin semua Negara-Negara di
dunia tapi Masyaraknya Hidup Melarat dengan kemiskinan.
Sumber : BPJS (Ekonomi)
Editor Dendy Stenly Payokwacihld
Penulis : Ayob Tabuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar