
Papua merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Berbicara tentang pulau ini bukan hal yang baru. Sekitar tahun 200 M , ahli Geography bernama Claudius Ptolemaeus (Ptolamy) menyebut pulau ini dengan nama Labadios. Sampai saat ini tidak ada yang tahu, alasan penamaan pulau Papua dengan Labadios.
Selanjutnya kurang lebih sekitar 500 M bangsa China memberi nama pulau Papua dengan Tungki. Penamaan ini diambil dari catatan harian seorang pengarang Tiangkok, "Ghau Yu Kuan". Konon penulis tersebut menamai tempat ini sesuai dengan asal rempah-rempah yang mereka peroleh dari Tungki, nama ini dahulu digunakan oleh para pedagang China untuk menyebut Papua.
Setelah kedua periode diatas tercatatat banyak suku bangsa yang mengunjungi dan menamai pulau ini sesuai dengan pandangannya masing -masing. Apapun pandangan dan penamaan mereka terhadap Pulau ini tidaklah bermasalah, sebab itulah yang akan memperkaya sejarah itu sendiri.
Berangkat dari penjelasan di atas dan rasa ingin mengetahui pulau tersebut secara mendalam membuat dihaimoma.com rangkum, 11 Fakta unik tentang Papua dari berbagai sumber untuk anda.
Pertama-Seperti yang disinggung pada bagian awal artikel ini, pulau Papua secara keseluruhan merupakan pulau terbesar kedua di dunia dengan luas 890.000 Km². Cakupan itu sudah termasuk wilayah Papua Barat dan Papua New Guinea (PNG).
Kedua-Papua merupakan pulau yang kaya akan bahasa. Seperti yang di muat majalah jubi edisi 04/ 01,/2014. Kata Supriyanto Widodo berdasarkan hasil penelitian tim Balai Bahasa Papua dan Papua Barat pada Tahun 2013 lalu, ternyata teridentifikasi ada 307 bahasa daerah di Tanah Papua.
Selain itu Sepeti dimuat kembangpete.com edisi 08/13/2014. Papua New Guinea (PNG) memiliki sekitar 820 bahasa pribumi. Bahasa yang paling banyak digunakan adalah bahasa Enga.
Naa...Benarkan, pulau emas itu kaya akan bahasa. Berdasarkan data diatas keseluruhan bahasa dari kedua bagian pulau ini silahkan anda jumlahkan sendiri.
Ketiga- Meskipun jumlah bahasa di Papua sangat banyak, para pakar bahasa membagi bahasa-bahasa di Papua kedalam dua rumpun/golongan. Bahasa Austronesia dan Bahasa Non Astronesia atau sering disebut juga dengan bahasa Trans -New Guinea.
"Foley (1986: 1) “languages in New Guinea region are classified into two principal groups; Austronesian and Non-Austronesian (Papuan)"
Bahasa-bahasa Non Austronesia kebanyakan terdapat di wilayah pegunungan misalnya seperti bahasa Mee, Dani, Yali, Hatam, Sough, Meyah, Maybrat, sentani. Dan sebaliknya bahasa-bahasa Austronesia kebanyakan terdapat di daerah pesisir seperti Ansus, Wamesa, Ambai, Biak, Waropen dll. Hal ini juga dapat di ketahui dari kutipan berikut.
"Austronesian languages in New Guinea are predominantly located in the coastal, near-coastal and insular area. Austronesian languages commonly are characterized as SVO languages with agglutinating features and also generally have CVCV constraint." (Foley (1986: 1)"
Bahasa-bahasa Austronesia di New Guinea secara dominan berada di wilayah pesisir pantai, dekat-pesisir dan pedalaman. Bahasa-bahasa Austronesia umumnya bercirikan pola kalimat SVO (subject-verb-object) dan juga secara umum memiliki kosntruksi kalimat CVCV (consonant Vowel Consonan Vowel) = huruf mati dan huruf vokal)
Keempat- Puncak Jayawiya merupakan salah satu puncak gunung bersalju yang ada di perlintasan garis khatulistiwa, selain pegunungan di Afrika dan Amerika Latin. Puncak ini memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Puncak yang juga sering di sapa dengan Cartensz Pyramid ini merupakan puncak tertinggi di Indonesia dan menjadi World Seven Summit versi Reinhold Messner.
Nama Cartensz sendiri diambil dari seorang petualang negeri Belanda" Jan Carstensz" yang pertama kali melihat adanya puncak gunung bersalju di daerah tropis, tepatnya di Pulau Papua. Pengamatan tersebut dilakukan oleh Jan Carstensz melalui sebuah kapal laut pada tahun 1623.
Kelima- Noken atau tas tradisional masyarakat Papua telah terdaftar di UNESCO sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia pada 4 Desember 2012. Noken khas masyarakat Papua ini ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO. Hasil ini merupakan proses perjungan penjangan putra terbaik Papua Titus Pekei sebagai penggas Noken Warisan Budaya Dunia
Keenam- Seperti dilansir UCAN Indonesia edisi 05/11/2014. Data sensus penduduk tahun 2003, perbandingan antara orang asli Papua dan non Papua adalah 52 persen dan 48 persen dari total jumlah penduduk Papua 1,9 juta jiwa. Namun, sensus penduduk 2010 menunjukkan orang asli Papua tinggal 49 persendan 51 persen warga non Papua dari total penduduk 2.833.381 jiwa.
Dalam data yang serupa juga dilaporkan pada beberapa tempat jumlah non Papua sudah jauh melampaui penduduk asli. Sebut saja kabupaten Keerom, hasil sensus tahun 2010, penduduk asli Papua tinggal 40,64 persen. Sementara itu di kabupaten Merauke, penduduk asli tinggal 37,34 persen dan di Kabupaten Mimika 41,36 persen.
Ketujuh- Orang Papua berjuang melawan Pemerintah Indonesia yang menjadi budak USA untuk menentukan nasib sendiri sejak 19 Desember 1961. Jadi di Papua tidak ada teroris atau pemberontak, yang ada hanyalah orang-orang yang sadar bahwa mereka dirampok, dihina, dan diperkosa di atas tanah leluhur mereka.
Kedelapan- Sejarah Mencatat seluru orang Papua tidak pernah memilih untuk bergabung dengan Indonesai tetapi pada tahun 1969 Melalui Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) Indonesia telah menentukan 1025 orang Papua untuk menentukan masa depan orang Papua. Hal ini unik karena dari perkiraan populasi orang Papua saat itu sekitar 800.000 jiwa hak memilih. Indonesia hanya memilih 1025 orang Papua dengan putusan hasil akhir mereka harus memilih berintegral dengan Indonesia.
Kesembilan- Seperti dimuat dalam detik.com Penelitian tentang evolusi manusia tak pernah berhenti untuk mencari \\\'missing link\\\' yang dikenalkan bapak evolusi manusia Charles Darwin. Temuan terbaru dalam proses pencarian ini adalah adanya kesamaan DNA antara fosil manusia purba di Siberia dengan manusia modern di Papua. Hal ini disampaikan oleh peneliti dari Universitas California bernama Richard Edward Green di Lembaga Eijkman, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, tahun 2013 lalu.
Richard menyatakan penemuan fosil manusia purba diDenisova, Daratan Siberia, Rusia menunjukkan kemajuan satu langkah dalam mencari mata rantai yang hilang dari proses evolusi manusia."Yang menarik adalah bagian DNA Denisova hanya ditemukan pada populasi manusia yang hidup di Filipina, Timor Leste, Maluku, Papua, Australia, dan suku Pigmi Afrika,\\\" ujar Richard.
Kesepuluh- Seperti dimuat dalam kompas edisi Rabu, 7 April 2010 lalu " Tony menjelaskan situs purbakala tertua yang ditemukan di Pulau Papua berusia prasejarah, yaitu 40.000-30.000 tahun sebelum masehi. Situs tersebut berlokasi di kabupaten Biak dan ditemukan berupa gua-gua yang pada dindingnya dijumpai lukisan-lukisan dan fosil-fosil moluska atau cangkang kerang
Dalam penelitian ini, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Arkeologi Nasional, Dr Tony Djubiantono di Jayapura berkata " Situs arkeologi yang ada di Papua merupakan kekayaan sejarah mengenai perjalanan perkembangan peradaban bangsa Indonesia," Apakah anda tertatik untuk berkunjung?
Kesebelas- Di Papua sekurang-kurangnya terdapat empat tradisi unik orang Papua yang jarang dikenal oleh dunia luar, tetapi tradisi itu telah berlangsung cukup lama. Keempat tradisi tersebut adalah:
1. Tradisi Bakar Batu
Salah satu tradisi budaya tertua di Papua ini, dapat dikatakan sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan, akan tetapi di daerah tertentu Bakar batu biasanya juga dilakukan dalam prosesi upacara kematian dan ungkapan kekerabatan. Tradisi Bakar Batu merupakan sebuah cara yang digunakan masyarakat Papua, untuk memasak beberapa jenis bahan makanan (Ubi, Singkong, daging Babi dan sayur-sayuran) di atas batu yang telah dipanaskan dan dibungkus dengan daun.
2. Tradisi Potong Jari Suku Dani
Banyak cara menunjukkan rasa berduka cita bila ditinggalkan (meninggal dunia) anggota keluarga yang paling kita sayang. Namun, untuk suku Dani yang mendiami wilayah Lembah Baliem, di Papua rasa sedih dan duka cita diwujudkan dengan memotong jari oleh anggota keluarga seperti suami/istri, ayah, ibu, anak dan adik yang masih hidup.
3.Tradisi Ararem Suku Biak
Tradisi Ararem, merupakan prosesi mengantar mas kawin oleh suku Biak. Dalam prosesi ini, mas kawin akan diantarkan dengan berjalan kaki, disertai nyanyian dan tarian.
4. Tradisi Tato
Jika selama ini anda mendengar beberapa suku di Kalimantan yang biasa menghiasi tubuhnya dengan tato? Sebenarnya, di Papua pun terdapat beberapa suku yang mengenal tradisi Tato. Misalnya suku Moi dan Meyakh di daerah Papua Barat. Motif tato yang dibubuhkan pada tubuh suku ini memiliki perbedaan dan ciri tertentu. Umumnya tato tersebut memiliki motif geometris atau garis-garis melingkar serta titik-titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang dibariskan.
Sumber : http://www.dihaimoma.com/2016/02/mengetahui-11-fakta-unik-tentang-papua.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar